Selasa, 22 November 2016

Masyarakat Multikultur "Etnosentrisme"

Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik Etnosentrisme kecendrungan untuk melihat dunia hanya melaui sudut pandang budaya sendiri.
Saya akan memaparkan beberapa contoh sikap etnosentrisme berdasarkan pengalaman dan  budaya saya sendiri, saya berasal dari Sulawesi Selatan, Kabupaten Barru. Salah satu contoh dalam pemahaman saya tentang Etnosentrisme berdasarkan pengalaman yaitu ketika saya berkumpul dengan salah satu teman sedaerah dan saat itu juga ada teman saya yang dari suku sunda,kebetulan teman sedaerah saya saat itu menelpon dengan keluarganya dan didengarkan oleh teman yang dari suku sunda. Teman saya dari sunda bertanya tentang teman saya tadi, dia kenapa? Kok marah-marah di telpon? Takut deh jadinya. Terus saya bilang dia tidak marah, kita berbicara memang seperti itu dari sana nya dengan nada tinggi dan logat yang seperti itu berbeda dengan orang sunda yang berbicara dengan nada halus dan lembut. Dari contoh tadi dapat saya simpulkan teman saya orang sunda memiliki sikap etnosentrisme yang  menilai orang Sulawesi berdasarkan budaya mereka. Etnosentrisme juga dipengaruhi oleh perbedaan letak geografis, di Sulawesi banyak lautan dan udara disana panas itulah yang membuat masyarakat biasa berbicara dengan suara yang keras dan mudah marah berbeda dengan orang sunda yang tinggal di pengunungan dengan udara yang sejuk yang mebuat mereka berbicara dengan nada kecil, pelan dan halus.
Contoh lain ketika saya makan dengan teman saya orang jawa di kos, dia menilai saya kurang sopan karena makan lesehan dengan mengangkat kaki kanan, tetapi menurut saya itu sudah biasa dan di nilai baik kalau di daerah saya malahan sudah menjadi suatu kebiasaan di dalam keluarga ataupun masyarakat tetapi walaupun tidak semua seperti itu mungkin hanya daerah tertentu dalam masyarakat tertentu di Sulawesi seperti di Kab. Barru , alasannya karena ketika kaki kanan di angkat, bisa melancarkan makanan masuk keperut dan pencernaan tidak terganggu saat makan.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan teman saya yang berasal dari luar daerah saya menilai budaya saya kurang sopan tetapi faktanya hal itu sudah biasa dilakukan dan juga saya tidak tahu bahwa kebiasaan saya itu dianggap tidak sopan oleh budaya lain.
Contoh lain dari adanya sikap etnosentrisme yaitu di Tana Toraja yang mayoritasnya memeluk agama Kristen, salah satu tradisinya yaitu Ritual Ma'nene yang ada di Tana Toraja dimana jenazah leluhur keluarga mereka yang mati biasanya diletakkan di dalam peti dan disimpan di gua. Selama bertahun-tahun didiamkan di sana dan akan digantikan kainnya atau baju jenazah yang dikenakan. Tradisi ini khusus di lakukan oleh masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Tradisi unik sekaligus mengerikan ini di lakukan setiap 3 tahun sekali pada bulan agustus, dimana pada bulan tersebut masyarakat di sana sedang mengalami masa panen. Ritual ini tidak boleh di lakukan sebelum masa panen karena menurut kepercayaan mereka hal ini akan mebuat sawah-sawah dan ladang yang mereka miliki akan mengalami kerusakan karena di serang oleh hama seperti tikus dan ulat dengan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kerugian bagi masyarakat di sana.
Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan Masyarakat Toraja, Ritual Ma'nene mungkin adalah hal yang sangat aneh sekaligus menyeramkan yang tidak wajar dilakukan. Tapi oleh masyarakat Tana Toraja sendiri, Ritual Ma'nene dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu tradisi, Bagi masyarakat Toraja, kematian adalah sesuatu yang disakralkan. Bagi mereka, kematian harus dihormati. Bagi masyarakat Baruppu, ritual Ma`nene juga dimaknai sebagai perekat kekerabatan di antara mereka. Bahkan Ma`nene menjadi aturan adat yang tak tertulis yang selalu dipatuhi setiap warga. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan Masyarakat Toraja kita memandang budaya mereka itu aneh, menyeramkan, dan tidak wajar dan kita sampai takut untuk berbaur dengan mereka berarti kita telah bersikap Etnosentrisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar