A. Pengertian planning/ perencanaan
Menurut Max Siporin,
planning (perencanaan) merupakan pemilihan strategi, teknik, dan metode yang
didasarkan pada proses assessment masalah.
Planning yaitu
tahap untuk menyusun dan mengembangkan pelayanan yang menyeluruh untuk klien
sesuai dengan hasil assesmen. Hasil-hasil identifikasi masalah yang didapatkan
dari tahap assesmen (sesuai keinginan klien, masalah kebutuhannya, serta sumber
daya yang tersedia) kemudian disusun menjadi suatu formulasi masalah dan
selanjutnya dapat ditetapkan prioritas masalah yang digunakan untuk menyusun
perencanaan.
Perencanaan merupakan
sebagian dari aktivitas yang penting dalam proses penyelesaian masalah. Siporin
(1975) dan Skidmore (1997) menganggap strategi atau perencanaan adalah untuk
mencari ketepatan, kesesuaian metode, sumber dan prosedur dalam menjalankan
pengaruh untuk mencari sumber dan menentapkan tujuan. Perencanaan bergerak dari
definisi masalah kepada mencari solusi masalah; menghubungkan tujuan kepada
tindakan.
B. Syarat planning/ perencanaan
1) Logis, masuk
akal;
2)
Realistik, nyata;
3)
Sederhana;
4)
Sistematik dan ilmiah;
5)
Obyektif;
6)
Fleksibel;
7)
Manfaat;
8)
Optimasi dan efisiensi
C. Fungsi planning/ perencanaan
1) Menjelaskan
secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
2) Sebagai
pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan
rencana yang telah disusun.
3) Merupakan
alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
4) Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki
organisasi.
5) Memberikan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan
kerja sama/koordinasi.
6) Menetapkan
tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.
D. Tujuan planning/ perencanaan
1)
Perencanaan bertujuan untuk
menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan,prosedur,dan program serta memberikan
pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan
2)
Perencanaan bertujuan untuk
menjadikan tindakan ekonomis,karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan
baik pada tujuan.
3)
Perencanaan adalah satu usaha untuk
memperkecil risiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.
4)
Perencanaan menyebabkan
kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.
5)
Perencanaan memberikan gambaran yang
jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.
6)
Perencanaan membantu penggunaan
suatu alat pengukuran hasil kerja.
7)
Perencanaan menjadi suatu landasan
untuk pengendalian.
8)
Perencanaan merupakan usaha untuk
menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.
9)
Perencanaan membantu peningkatan
daya guna dan hasil guna organisasi.
E. Jenis planning/ perencanaan
a. Jenis perencanaan
menurut prosesnya
1.
Policy Planning
Merupakan suatu rencana yang memuat
kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum.
Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan.
Contohnya ada pada GBHN.
2.
Program Planning
Merupakan perincian dan penjelasan
daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal
berikut:
Ikhtisar
tugas-tugas yang harus dikerjakan
Sumber-sumber
dan bahan-bahan yang dapat digunakan
Biaya,
personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
Prosedur
kerja yang harus dipatuhi
Struktur
organisasi yang harus dipenuhi
3.
Operational Planning (perencanaan
kerja)
Merupakan suatu perencanaan yang
memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar
berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat
dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan, seperti:
Penetapan prosedur kerja, metode-metode kerja, tenaga-tenaga pelaksana, waktu,
dan sebagainya.
b.
Jenis perencanaan menurut jangka
waktunya
·
Long Range Planning, yaitu
perencanaan jangka panjang yangdalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih
dari tiga tahun
·
Intermediate Planning, yaitu perencanaan
jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga
tahun
·
Short Range Planning, yaitu
perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1
tahun.
F. Unsur- unsur dalam tahap planning/ perencanaan
Pada
garis besarnya rencana pemecahan masalah memuat hal-hal berikut:
1. Fokus/akar masalah;
2. Tujuan pemecahan masalah klien berikut indikator-indikator keberhasilannya;
3. Sistem dasar praktek, yang meliputi:
(a) Sistem klien
(b) Sistem sasaran
(c) Sistem pelaksana perubahan
(d) Sistem kegiatan
4. Pokok-pokok program kegiatan pemecahan masalah, yang meliputi tahapan-tahapan:
(a) Tugas-tugas motivasi, yaitu menghilangkan faktor-faktor penyebab masalah klien, memperbaiki motif-motif klien yang rusak dan mengarahkan perilaku klien pada tujuan perubahan;
(b) Tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya memberikan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan klien yang meliputi dimensi: Pengetahuan, keterampilan berkomunikasi, berelasi dan berinteraksi, pengalaman-pengalaman dan keahlian kegunaan kerja.
(c) Tugas-tugas yang berkaitan dengan menciptakan kesempatan, yaitu merubah lingkungan sosial klien sehingga dapat mendorong dan menerima penampilan peranan-peranan sosial klien (penyandang masalah).
1. Fokus/akar masalah;
2. Tujuan pemecahan masalah klien berikut indikator-indikator keberhasilannya;
3. Sistem dasar praktek, yang meliputi:
(a) Sistem klien
(b) Sistem sasaran
(c) Sistem pelaksana perubahan
(d) Sistem kegiatan
4. Pokok-pokok program kegiatan pemecahan masalah, yang meliputi tahapan-tahapan:
(a) Tugas-tugas motivasi, yaitu menghilangkan faktor-faktor penyebab masalah klien, memperbaiki motif-motif klien yang rusak dan mengarahkan perilaku klien pada tujuan perubahan;
(b) Tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya memberikan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan klien yang meliputi dimensi: Pengetahuan, keterampilan berkomunikasi, berelasi dan berinteraksi, pengalaman-pengalaman dan keahlian kegunaan kerja.
(c) Tugas-tugas yang berkaitan dengan menciptakan kesempatan, yaitu merubah lingkungan sosial klien sehingga dapat mendorong dan menerima penampilan peranan-peranan sosial klien (penyandang masalah).
(d) Tugas-tugas memobilisasi sumber-sumber
yang dapat dijangkau dan digunakan oleh klien untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhanannya serta memecahkan masalah-masalahnya.
(e) Tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya untuk memelihara dan menetapkan perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh klien.
5. Metode-metode pertolongan yang digunakan untuk memberikan pertolongan kepada klien, yang mencakup antara lain:
· Model-model pendekatan yang digunakan;
· Metode dan tehnik pertolongan;
· Strategi dan taktik pertolongan.
6. Tahap pelaksanaan intervensi (Pemecahan Masalah Klien).
(e) Tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya untuk memelihara dan menetapkan perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh klien.
5. Metode-metode pertolongan yang digunakan untuk memberikan pertolongan kepada klien, yang mencakup antara lain:
· Model-model pendekatan yang digunakan;
· Metode dan tehnik pertolongan;
· Strategi dan taktik pertolongan.
6. Tahap pelaksanaan intervensi (Pemecahan Masalah Klien).
G. Faktor
penyebab kegagalan planning/ perencanaan
a. Adanya
sikap terlalu optimis
b. Gagal
mengecek fakta
c. Terjadi
kesalahan komunikasi
Tidak ada rencana yang dapat berjalan, jika komunikasi
tidak memadai. Program tidak dapat maju dengan lancar kecuali jika setiap orang
yang terlibat memahami dengan jelas bagian yang diperankannya. Terlalu sering
memberikan instruksi secara umum begitu saja menganggap bahwa dapat diketahui
secara tepat apa yang diharapkan dari mereka, padahal ini mungkin jauh dari
benar. Akibatnya terdapat langkah awal yang keliru, kesalahan yang tidak perlu,
dan kekacauan dimana-mana.
H. Hambatan dalam planning/ perencanaan
a. Ketidak mampuan membuat rencana atau rencana yang
dibuat tidak cukup baik.
Terjadi karena kurangnya pengalaman, pendidikan,
ketidakmampuan dalam melakukan peramalan secara efektif, tidak memeiliki
pengetahuan tentang pembuatan rencana yang benar
b. Kurangnya komitmen dalam proses pembuatan rencana.
Pembuatan perencanaan membutuhkan waktu banyak dan
pemikiran. Ini terjadi karena alasan tidak punya waktupanjang dan rencana yang
memadai karena takut gagal terhadap apa yang ditargetkan.
c. Lemahnya informasi.
Dasar perencanaan adalah informasi. Sebaik-baiknya
teknik pembuatan rencana apabila informasi yang digunakan kurang memadai
(informasi tidak akurat, kurang lengkap) maka rencana tidak akan berhasil.
d.Tujuan yang
Tidak Tepat
Tujuan yang
tidak tepat terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada klien. Ini
menyebabkan kesalahan praktik/ malpraktik sehingga pelayanan tidak berhasil.
f. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan
lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan.
I. Mengatasi Hambatan Perencanaan
a.
Pemahaman
Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk
memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud
dasarnya. Penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan
keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b.
Melibatkan pihak-pihak yang
dilibatkan dalam proses perencanaan.
c.
Memberikan banyak informasi kepada
Pekerja Sosial tentang rencana, kemungkinan kemungkinan, akibat-akibatnya
sehingga memahami perlunya perubahan dan apa yang dilakukan agar pelaksanaan
efektif
J. Kegiatan dalam tahap planning/ perencanaan
Rencana
intervensi disusun dan dirumuskan haruslah berdasarkan hasil
pengungkapan dan pemahaman masalah sebelumnya oleh pekerja sosial. Pekerja
sosial dalam menyusun rencana intervensi bukan hanya dengan klien, tetapi juga
kepada orang-orang yang akan terlibat dalam proses intervensi, oleh sebab itu
tugas utama pekerja sosial adalah mengembangkan relasi dengan berbagai pihak.
Dalam
rencana intervensi ini dilakukan kegiatan antara lain:
a.
Menetapkan tujuan pelaksanaan pelayanan
b.
Menetapkan indikator keberhasilan pelayanan.
c.
Menyusun kegiatan pelayanan.
d.
Menentukan langkah-langkah pelaksanaan pelayanan.
e.
Menentukan sarana dan prasarana yang akan digunakan.
f.
Menentukan petugas dan atau pihak yang terkait dalam
kegiatan pelayanan.
Kesimpulan
Perencanaan
yaitu tahap untuk menyusun dan mengembangkan pelayanan yang menyeluruh untuk
klien sesuai dengan hasil assesmen. Hasil-hasil identifikasi masalah yang
didapatkan dari tahap assesmen (sesuai keinginan klien, masalah kebutuhannya,
serta sumber daya yang tersedia) kemudian disusun menjadi suatu formulasi
masalah dan selanjutnya dapat ditetapkan prioritas masalah yang digunakan untuk
menyusun perencanaan.
Perencanaan
juga bisa untuk mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan
merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan
waktu yang akan datang. Penyebab perencanaan gagal, yaitu di antaranya terlalu
optimis, gagal mencek fakta, dan terjadi kesalahan komunikasi. Ada juga
beberapa hambatan dalam penetapan perencanaan, yaitu antara lain sebagai
berikut: tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat,
lingkungan yang dinamis dan kompleks, keengganan untuk menetapkan tujuan karena
mungkin kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan, penolakan
terhadap perubahan, keterbatasan apa yang dapat dilakukan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sundayani,
yana.2016.Pengantar Metode Pekerjaan Sosial.Bandung: STKS PRESS Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar