Selasa, 22 November 2016

Tahap Pertolongan Peksos "Planning/Perencanaan"




A.  Pengertian planning/ perencanaan
Menurut Max Siporin, planning (perencanaan) merupakan pemilihan strategi, teknik, dan metode yang didasarkan pada proses assessment masalah.
Planning yaitu tahap untuk menyusun dan mengembangkan pelayanan yang menyeluruh untuk klien sesuai dengan hasil assesmen. Hasil-hasil identifikasi masalah yang didapatkan dari tahap assesmen (sesuai keinginan klien, masalah kebutuhannya, serta sumber daya yang tersedia) kemudian disusun menjadi suatu formulasi masalah dan selanjutnya dapat ditetapkan prioritas masalah yang digunakan untuk menyusun perencanaan.
Perencanaan merupakan sebagian dari aktivitas yang penting dalam proses penyelesaian masalah. Siporin (1975) dan Skidmore (1997) menganggap strategi atau perencanaan adalah untuk mencari ketepatan, kesesuaian metode, sumber dan prosedur dalam menjalankan pengaruh untuk mencari sumber dan menentapkan tujuan. Perencanaan bergerak dari definisi masalah kepada mencari solusi masalah; menghubungkan tujuan kepada tindakan.
B.  Syarat planning/ perencanaan
1)      Logis, masuk akal;
2)      Realistik, nyata;
3)      Sederhana;
4)      Sistematik dan ilmiah;
5)      Obyektif;
6)      Fleksibel;
7)      Manfaat;
8)      Optimasi dan efisiensi

C. Fungsi planning/ perencanaan
1)      Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
2)      Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.
3)      Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
4)      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.
5)      Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
6)      Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.
D. Tujuan planning/ perencanaan
1)        Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan,prosedur,dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan
2)        Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis,karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.
3)        Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.
4)        Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.
5)        Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.
6)        Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.
7)        Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
8)        Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.
9)        Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi. 


E. Jenis planning/ perencanaan
a.       Jenis perencanaan menurut prosesnya
1.      Policy Planning
Merupakan suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2.      Program Planning
Merupakan perincian dan penjelasan daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:
               Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
               Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
               Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
               Prosedur kerja yang harus dipatuhi
               Struktur organisasi yang harus dipenuhi
3.      Operational Planning (perencanaan kerja)
Merupakan suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan, seperti: Penetapan prosedur kerja, metode-metode kerja, tenaga-tenaga pelaksana, waktu, dan sebagainya.
b.      Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
·         Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
·         Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun
·         Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun.
F. Unsur- unsur dalam tahap planning/ perencanaan
Pada garis besarnya rencana pemecahan masalah memuat hal-hal berikut:
1. Fokus/akar masalah;
2. Tujuan pemecahan masalah klien berikut indikator-indikator keberhasilannya;
3. Sistem dasar praktek, yang meliputi:
     (a) Sistem klien
     (b) Sistem sasaran
     (c) Sistem pelaksana perubahan
     (d) Sistem kegiatan
4. Pokok-pokok program kegiatan pemecahan masalah, yang meliputi tahapan-tahapan:
     (a) Tugas-tugas motivasi, yaitu menghilangkan faktor-faktor penyebab masalah klien, memperbaiki motif-motif klien yang rusak dan mengarahkan perilaku klien pada tujuan perubahan;
     (b) Tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya memberikan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan klien yang meliputi dimensi: Pengetahuan, keterampilan berkomunikasi, berelasi dan berinteraksi, pengalaman-pengalaman dan keahlian kegunaan kerja.
    (c) Tugas-tugas yang berkaitan dengan menciptakan kesempatan, yaitu merubah lingkungan sosial klien sehingga dapat mendorong dan menerima penampilan peranan-peranan sosial klien (penyandang masalah).
   (d) Tugas-tugas memobilisasi sumber-sumber yang dapat dijangkau dan digunakan oleh klien untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanannya serta memecahkan masalah-masalahnya.
   (e) Tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya untuk memelihara dan menetapkan perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh klien.
5. Metode-metode pertolongan yang digunakan untuk memberikan pertolongan kepada klien, yang mencakup antara lain:
· Model-model pendekatan yang digunakan;
· Metode dan tehnik pertolongan;
· Strategi dan taktik pertolongan.
6. Tahap pelaksanaan intervensi (Pemecahan Masalah Klien).
G. Faktor penyebab kegagalan planning/ perencanaan
a. Adanya sikap terlalu optimis
b. Gagal mengecek fakta
c. Terjadi kesalahan komunikasi
Tidak ada rencana yang dapat berjalan, jika komunikasi tidak memadai. Program tidak dapat maju dengan lancar kecuali jika setiap orang yang terlibat memahami dengan jelas bagian yang diperankannya. Terlalu sering memberikan instruksi secara umum begitu saja menganggap bahwa dapat diketahui secara tepat apa yang diharapkan dari mereka, padahal ini mungkin jauh dari benar. Akibatnya terdapat langkah awal yang keliru, kesalahan yang tidak perlu, dan kekacauan dimana-mana.
H.  Hambatan dalam planning/ perencanaan
a. Ketidak mampuan membuat rencana atau rencana yang dibuat tidak cukup baik.
Terjadi karena kurangnya pengalaman, pendidikan, ketidakmampuan dalam melakukan peramalan secara efektif, tidak memeiliki pengetahuan tentang pembuatan rencana yang benar
b. Kurangnya komitmen dalam proses pembuatan rencana.
Pembuatan perencanaan membutuhkan waktu banyak dan pemikiran. Ini terjadi karena alasan tidak punya waktupanjang dan rencana yang memadai karena takut gagal terhadap apa yang ditargetkan.
c. Lemahnya informasi.
Dasar perencanaan adalah informasi. Sebaik-baiknya teknik pembuatan rencana apabila informasi yang digunakan kurang memadai (informasi tidak akurat, kurang lengkap) maka rencana tidak akan berhasil.
d.Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada klien. Ini menyebabkan kesalahan praktik/ malpraktik sehingga pelayanan tidak berhasil.
f. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan.
I.  Mengatasi Hambatan Perencanaan
a.       Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b.      Melibatkan pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses perencanaan.
c.       Memberikan banyak informasi kepada Pekerja Sosial tentang rencana, kemungkinan kemungkinan, akibat-akibatnya sehingga memahami perlunya perubahan dan apa yang dilakukan agar pelaksanaan efektif     
J. Kegiatan dalam tahap planning/ perencanaan
Rencana intervensi disusun  dan dirumuskan haruslah berdasarkan hasil pengungkapan dan pemahaman masalah sebelumnya oleh pekerja sosial. Pekerja sosial dalam menyusun rencana intervensi bukan hanya dengan klien, tetapi juga kepada orang-orang yang akan terlibat dalam proses intervensi, oleh sebab itu tugas utama pekerja sosial adalah mengembangkan relasi dengan berbagai pihak.
Dalam rencana intervensi ini dilakukan kegiatan antara lain:
a.       Menetapkan tujuan pelaksanaan pelayanan
b.       Menetapkan indikator keberhasilan pelayanan.
c.       Menyusun kegiatan pelayanan.
d.      Menentukan langkah-langkah pelaksanaan pelayanan.
e.       Menentukan sarana dan prasarana yang akan digunakan.
f.       Menentukan petugas dan atau pihak yang terkait dalam kegiatan pelayanan.



    Kesimpulan
Perencanaan yaitu tahap untuk menyusun dan mengembangkan pelayanan yang menyeluruh untuk klien sesuai dengan hasil assesmen. Hasil-hasil identifikasi masalah yang didapatkan dari tahap assesmen (sesuai keinginan klien, masalah kebutuhannya, serta sumber daya yang tersedia) kemudian disusun menjadi suatu formulasi masalah dan selanjutnya dapat ditetapkan prioritas masalah yang digunakan untuk menyusun perencanaan.
Perencanaan juga bisa untuk mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan datang. Penyebab perencanaan gagal, yaitu di antaranya terlalu optimis, gagal mencek fakta, dan terjadi kesalahan komunikasi. Ada juga beberapa hambatan dalam penetapan perencanaan, yaitu antara lain sebagai berikut: tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, lingkungan yang dinamis dan kompleks, keengganan untuk menetapkan tujuan karena mungkin kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan, penolakan terhadap perubahan, keterbatasan apa yang dapat dilakukan organisasi.


DAFTAR PUSTAKA
Sundayani, yana.2016.Pengantar Metode Pekerjaan Sosial.Bandung: STKS PRESS Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar